Sabtu, 19 Desember 2015

THERMOREGULASI DAN SIRKULASI DARAH



LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK
THERMOREGULASI DAN SIRKULASI DARAH

OLEH :
KELAS E
KELOMPOK 1
ALISA YANUARI                            200110140084
RANDY ISWANSYAH                    200110140086
MUHAMMAD RIFALDI                 200110140186
FARID ARDIANTO                         200110140286
NADYA ROBIATUL A                   200110140295
TIARA ANDAMSURI                      200110140398



                                        TANGGAL PRAKTIKUM : 18 NOVEMBER 2015

 
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015



I
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR
1.1         ALAT DAN BAHAN
1.1.1   Thermoregulasi pada Manusia
1.      Thermometer
2.      Air Teh Hangat
3.      Es Yogurt
1.1.2   Thermoregulasi pada Katak
1.      Katak
2.      Thermometer
3.      Beaker glass
4.      Air Hangat 40oC
5.      Air es
1.1.3   Sirkulasi Darah pada Katak
1.      Katak
2.      Mikroskop
3.      Kertas karton
4.      Jarum
1.2         PROSEDUR KERJA
1.2.1   Thermoregulasi pada Manusia
1.      Memilih satu orang dalam kelompok untuk dijadikan objek. Menormalkan thermometer dengan dikibaskan secara perlahan-lahan.
2.      Mengukur suhu tubuh dalam keadaan normal dengan memasukkan thermometer kedalam mulut selama 15 menit.
3.      Objek disuruh meminum teh hangat. Diusahakan minum dengan cepat. Setelah 30 detik diukur suhu tubuhnya. Istirahatkan 15 menit.
4.      Objek disuruh memakan es yogurt. Setelah 30 detik diukur kembali suhunya.
1.2.2   Thermoregulasi pada Katak
1.      Menormalkan thermometer dengan dikibas-kibaskan.
2.      Pengukuran dilakukan pada mulut dengan cara membuka mulut katak dengan hati-hati kemudian thermometer dimasukan sekitar 2-3 cm atau secukupnya sesuai dengan ukuran katak. Mencatat suhu tubuh awal katak
3.      Tanpa melepaskan thermometer merendam katak dengan air hangat 40oC setinggi badan. Jangan sampai tenggelam. Tunggu sampai air raksa konstan kemudian mencatat suhu tubuh katak. Lalu buang air hangat. Biarkan 10 menit.
4.      Merendam katak kembali dengan air es setinggi badan. Tunggu sampai air raksa konstan kemudian mencatat suhu tubuh katak.
1.2.3   Sirkulasi Darah pada Katak
1.      Kaki katak dimasukkan kedalam kertas karton yang sudah dilubangi.
2.      Lihatlah sirkulasi darah arteri dan vena pada telapak kaki renang katak.

1.3         TUJUAN
1.3.1   Thermoregulasi pada Manusia
Untuk mengetahui termoregulasi pada manusia
1.3.2   Thermoregulasi pada Katak
Untuk mengetahui termoregulasi pada katak
1.3.3   Sirkulasi Darah pada Katak
Untuk mengetahui sirkulasi darah pada katak








II
HASIL PENGAMATAN
2.1         Thermoregulasi pada Manusia
No
Nama
 (T0)
 (TP)
 (Td)
∆T1=│To-Td│
∆T2=│T0-Tp│
∆Ttot=∆T1+∆T2
1
Nadya
36,8
36,9
36,7
0,1
0,1
0,2
2
Anintya
36,2
38
36
1,8
0,2
2
3
Amsal
37,2
38,2
37
1
0,2
1,2
4
Yuli
37,5
38,5
38,3
1
0,8
1,8
5
Risna
37,1
37,9
36,9
0,8
0,2
1
6
Arinda
37,8
38
37,7
0,2
0,1
0,3
7
Dandi
37
37,1
36,8
0,1
0,2
0,3
8
Robiatul
36,5
37,2
35,6
0,7
0,9
1,6
9
Saddam
36,5
36,7
36,3
0,2
0,2
0,4
10
Luthfi
36,2
36,6
35,4
0,4
0,8
1,2

2.2         Thermoregulasi pada Katak
No
 (T0)
 (TP)
 (Td)
∆T1=│To-Td│
∆T2=│T0-Tp│
∆Ttot=∆T1+∆T2
1
28
33
25
5
3
8
2
29
32
25
3
4
7
3
30
34
24
4
6
10
4
30
33
27
3
3
6
5
28
33,3
22
5,3
6
11,3
6
28
32
25
4
3
7
7
31
33
29
2
2
4
8
28
31
26
3
2
5
9
29
33
26
4
3
7
10
31
33
25
2
6
8






III
PEMBAHASAN
3.1         Thermoregulasi pada Manusia
Pada praktikum kali ini satu pratikan dari setiap kelompok diuji temperatur tubuhnya di daerah tertentu dengan perlakuan tertentu pula. Untuk mengetahui suhu tubuh, dilakukan pengukuran tubuh dengan menggunakan thermometer badan. Bagian tubuh manusia yang biasanya digunakan untuk pengukuran tubuh adalah fossa axilaris atau pangkal ketiak dan pada mulut.
Pada pengukuran suhu tubuh kali ini diukur melalui mulut, dalam keadaan normal atau bisa dikatakan belum ada pemberian perlakuan, hasil kelompok 1 menunjukkan 36,8 oC. Pada pengukuran suhu di daerah mulut setelah diberikan perlakuan meminum yoghurt dingin menunjukkan suhu menjadi 36,7 oC. Pada percobaan tersebut suhu yang terukur antara tanpa perlakuan dengan perlakuan memiliki rentan nilai yang sangat kecil. Hal ini sesuai dengan teori bahwa manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya selalu tetap walaupun dengan suhu lingkungan berbeda. Manusia merupakan organisme homeoterm yang mana suhu tubuhnya selalu tetap. Mekanisme termoregulasi pada manusia tergolong sebagai organisme homeoterm sekaligus endoterm, namun manusia tidak memiliki jaringan lemak coklat. Saat kondisi lingkungan dingin, tubuh meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka, antara lain dengan cara menggigil. Sedangkan mekanisme produksi panas bukan dari menggigil antara lain meningkatkan sekresi hormone tiroksin yang dapat meningkatkan aktivitas metabolism didalam sel, menyerap radiasi panas matahari, menegakkan rambut sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat diperkecil, mengurangi aliran darah ke organ perifer dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh darah) dan memberikan tanggapan perilaku seperti berselimut, berjaket, berjemur dan menggosok-gosokkan kedua telapak tangan. Pada pengukuran suhu tubuh setelah diberikan perlakuan meminum teh hangat menjadi 36,9 oC. Hasil ini juga tidak berbeda jauh dari suhu yang dalam keadaan normal. Namun, kondisi tubuh yang sedang tidak sehat juga dapat mempengaruhi pengukuran suhu yang dilakukan, karena kondisi tubuh yang sedang sakit pembuatan panas dan kehilangan panas menjadi tidak seimbang. Pada kondisi lingkungan panas, pelepasan panas dilakukan dengan meningkatkan penguapan air melalui kulit (berkeringat).
Hal ini juga berlaku untuk suhu tubuh pada sampel kelompok lain, saat diberikan perlakuan meminum yoghurt dingin maka suhu tubuh akan turun sedangkan saat diberikan perlakuan meminum air panas atau hangat suhu tubuh akan meningkat. Namun, perbedaan suhu tubuh normal dan suhu setelah diberikan perlakuan perbedaannya tidak terlalu jauh karena manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya tetap walaupun dengan suhu lingkungan berbeda dan suhu tubuhnya diatur oleh produksi panas yang terjadi di dalam tubuh.
3.2         Thermoregulasi pada Katak
Suhu tubuh hewan poikilotermik ditentukan oleh keseimbangannya dengan kondisi suhu lingkungannya, dan berubah seperti berubah-ubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Pada hewan poikiloterm air suhu tubuhnya sangat ditentukan oleh keseimbangan konduktif dan konvektif dengan air mediumnya, dan suhu tubuhnya mirip suhu air. Pada hewan poikilotermik darat suhu tubuhnya dapat lebih mendekati suhu udara lingkungan. Input radiasi panas dari matahari atau sumber lain mungkin meningkatkan suhu tubuh di atas suhu lingkungan, dan penguapan air melalui kulit dan organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah suhu lingkungan. Hewan darat dapat memelihara keseimbangann tubuh dengan mengurangi penguapan dan kehilangan panas lewat konduksi dan memaksimalkan penambahan panas melalui radiasi dan panas metabolik. Sinar matahari digunakan oleh serangga dan reptil sebagai sumber eksternal tubuhnya. Untuk meningkatkan jumlah panas yang dapat diserap, hewan tergantung pada warna tubuh dan orientasinya relatif terhadap matahari. Banyak hewan yang dapat merubah warna kulitnya melalui penyebaran dan kontraksi sel-sel pigmen hitam paada kulitnya. Karena hampir separuh energi matahari berada dalam cahaya tampak, kulit berwarana gelap akan menyerap energi panas matahri daripada berwarna cerah.
Pada percobaan kali ini digunakan katak sebagai hewan uji, hasil yang ditunjukkan pada tabel katak tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya. Saat direndam dalam air panas suhunya ikut meningkat sedangkan saat direndam dalam suhu dingin suhunya menyesuaikan dengan air tersebut. Karena katak tidak mampu mempertahankan keadaan di dalam tubuh atau keadaan millieu interiornya maka katak merupakan mahluk hidup yang tergolong ke dalam hewan Poikilotermik.
Pada hewan berdarah dingin (poikiloterm) perbedaan suhu yang semakin besar menandakan sistem thermoregulasinya semakin baik. Rentan suhu yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan yaitu 4-11,30C. Hasil yang didapat oleh kelompok 1 dinyatakan katak dalam keadaan baik.. Pada suhu kamar, katak tersebut bersuhu 280C. Pada saat diberi air es, suhu katak tersebut menjadi 250C. pada saat diberi air hangat, suhu katak tersebut menjadi 350C. Dari hasil data pada tabel didapat ∆Ttot adalah 80C. Karena nilainya berada diatas rata-rata dari semua kelompok maka katak kelompok satu  dapat dikatakan memiliki thermoregulasi yang baik.
3.3         Sirkulasi Darah pada Katak
Sistem peredaran darah pada katak yaitu dimulai dari darah vena ke seluruh tubuh mengalr masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan, dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa menuju arteri pulmonalis→ paru-paru→ vena pulmonalis→ atrium kiri. Selain peredaran darah paru-paru pada katak juga terdapat peredaran darah sistemik yang lintasan nya adalah dimulai dari ventrikel→ conus anteriosu→ aorta ventralis menuju keseluruh tumbuhan.sinus venosus dan menuju atrium kanan. (Amin,1994)
Pengamatan aliran darah pada katak diamati melalui aliran darah pada katak diamati dibawah mikroskop terlihat pembuluh darah pada katak sangat  transparan dengan aliran darah terlihat jelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amin (1994) bahwa katak mempunyai sistem peredaran darah ganda Karena katak hanya mempunyai satu bilik, darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.









IV
KESIMPULAN

·                Pada pengukuran suhu tubuh manusia, dalam keadaan normal menunjukkan 36,8 oC. Pada pengukuran suhu setelah diberikan perlakuan meminum yoghurt dingin menunjukkan suhu menjadi 36,9 oC dan Pada pengukuran suhu tubuh setelah diberikan perlakuan meminum teh hangat menjadi 36,7 oC. Rentan nilai yang kecil terjadi karena sesuai dengan teori bahwa manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya selalu tetap walaupun dengan suhu lingkungan berbeda.
·                katak merupkan hewan poikilotermik, data menunjukan bahwa nilai rata-rata rentan suhu katak tiap kelompok adalah 4 – 11,3. Dari peryataan tersebut menunjukan rentan suhu katak tiap kelompok 1 adalah baik karena berada diatas rata-rata data seluruh kelompok.
·                katak mempunyai sistem peredaran darah ganda yaitu Sistem peredaran dari darah vena ke seluruh tubuh mengalir masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan, dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa menuju arteri pulmonalis→ paru-paru→ vena pulmonalis→ atrium kiri dan dari ventrikel→ conus anteriosu→ aorta ventralis menuju keseluruh tumbuhan.





DAFTAR PUSTAKA

Amin. 1994. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Karunika.
Campbell, Reece. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: erlangga.
Snaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius.
Soedjono. 1998. Pengantar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jakarta: LPTK.