LAPORAN
AKHIR
PRAKTIKUM
FISIOLOGI TERNAK
THERMOREGULASI
DAN SIRKULASI DARAH
OLEH :
KELAS E
KELOMPOK 1
ALISA YANUARI 200110140084
RANDY ISWANSYAH 200110140086
MUHAMMAD RIFALDI 200110140186
FARID ARDIANTO 200110140286
NADYA ROBIATUL A 200110140295
TIARA ANDAMSURI 200110140398
LABORATORIUM
FISIOLOGI TERNAK DAN BIOKIMIA
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
I
ALAT,
BAHAN, DAN PROSEDUR
1.1
ALAT DAN BAHAN
1.1.1
Thermoregulasi pada Manusia
1.
Thermometer
2.
Air Teh Hangat
3.
Es Yogurt
1.1.2
Thermoregulasi pada Katak
1.
Katak
2.
Thermometer
3.
Beaker glass
4.
Air Hangat 40oC
5.
Air es
1.1.3
Sirkulasi Darah pada Katak
1.
Katak
2.
Mikroskop
3.
Kertas karton
4.
Jarum
1.2
PROSEDUR KERJA
1.2.1
Thermoregulasi pada Manusia
1.
Memilih satu orang dalam kelompok untuk dijadikan objek.
Menormalkan thermometer dengan dikibaskan secara perlahan-lahan.
2.
Mengukur suhu tubuh dalam keadaan normal dengan memasukkan
thermometer kedalam mulut selama 15 menit.
3.
Objek disuruh meminum teh hangat. Diusahakan minum dengan cepat.
Setelah 30 detik diukur suhu tubuhnya. Istirahatkan 15 menit.
4.
Objek disuruh memakan es yogurt. Setelah 30 detik diukur kembali
suhunya.
1.2.2
Thermoregulasi pada Katak
1.
Menormalkan thermometer dengan dikibas-kibaskan.
2.
Pengukuran dilakukan pada mulut dengan cara
membuka mulut katak dengan hati-hati kemudian thermometer dimasukan sekitar 2-3
cm atau secukupnya sesuai dengan ukuran katak. Mencatat suhu tubuh awal katak
3.
Tanpa melepaskan thermometer merendam katak
dengan air hangat 40oC setinggi badan. Jangan sampai tenggelam.
Tunggu sampai air raksa konstan kemudian mencatat suhu tubuh katak. Lalu buang
air hangat. Biarkan 10 menit.
4.
Merendam katak kembali dengan air es setinggi
badan. Tunggu sampai air raksa konstan kemudian mencatat suhu tubuh katak.
1.2.3
Sirkulasi Darah pada Katak
1.
Kaki katak dimasukkan kedalam kertas karton yang sudah dilubangi.
2.
Lihatlah sirkulasi darah arteri dan vena pada telapak kaki renang
katak.
1.3
TUJUAN
1.3.1
Thermoregulasi pada Manusia
Untuk
mengetahui termoregulasi pada manusia
1.3.2
Thermoregulasi pada Katak
Untuk
mengetahui termoregulasi pada katak
1.3.3
Sirkulasi Darah pada Katak
Untuk
mengetahui sirkulasi darah pada katak
II
HASIL
PENGAMATAN
2.1
Thermoregulasi pada Manusia
No
|
Nama
|
(T0)
|
(TP)
|
(Td)
|
∆T1=│To-Td│
|
∆T2=│T0-Tp│
|
∆Ttot=∆T1+∆T2
|
1
|
Nadya
|
36,8
|
36,9
|
36,7
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
2
|
Anintya
|
36,2
|
38
|
36
|
1,8
|
0,2
|
2
|
3
|
Amsal
|
37,2
|
38,2
|
37
|
1
|
0,2
|
1,2
|
4
|
Yuli
|
37,5
|
38,5
|
38,3
|
1
|
0,8
|
1,8
|
5
|
Risna
|
37,1
|
37,9
|
36,9
|
0,8
|
0,2
|
1
|
6
|
Arinda
|
37,8
|
38
|
37,7
|
0,2
|
0,1
|
0,3
|
7
|
Dandi
|
37
|
37,1
|
36,8
|
0,1
|
0,2
|
0,3
|
8
|
Robiatul
|
36,5
|
37,2
|
35,6
|
0,7
|
0,9
|
1,6
|
9
|
Saddam
|
36,5
|
36,7
|
36,3
|
0,2
|
0,2
|
0,4
|
10
|
Luthfi
|
36,2
|
36,6
|
35,4
|
0,4
|
0,8
|
1,2
|
2.2
Thermoregulasi pada Katak
No
|
(T0)
|
(TP)
|
(Td)
|
∆T1=│To-Td│
|
∆T2=│T0-Tp│
|
∆Ttot=∆T1+∆T2
|
1
|
28
|
33
|
25
|
5
|
3
|
8
|
2
|
29
|
32
|
25
|
3
|
4
|
7
|
3
|
30
|
34
|
24
|
4
|
6
|
10
|
4
|
30
|
33
|
27
|
3
|
3
|
6
|
5
|
28
|
33,3
|
22
|
5,3
|
6
|
11,3
|
6
|
28
|
32
|
25
|
4
|
3
|
7
|
7
|
31
|
33
|
29
|
2
|
2
|
4
|
8
|
28
|
31
|
26
|
3
|
2
|
5
|
9
|
29
|
33
|
26
|
4
|
3
|
7
|
10
|
31
|
33
|
25
|
2
|
6
|
8
|
III
PEMBAHASAN
3.1
Thermoregulasi pada Manusia
Pada praktikum kali ini satu pratikan
dari setiap kelompok diuji temperatur tubuhnya di daerah tertentu dengan
perlakuan tertentu pula. Untuk mengetahui suhu tubuh, dilakukan pengukuran
tubuh dengan menggunakan thermometer badan. Bagian tubuh manusia yang biasanya
digunakan untuk pengukuran tubuh adalah fossa axilaris atau pangkal ketiak dan
pada mulut.
Pada pengukuran suhu tubuh kali ini
diukur melalui mulut, dalam keadaan normal atau bisa dikatakan belum ada
pemberian perlakuan, hasil kelompok 1 menunjukkan 36,8 oC. Pada
pengukuran suhu di daerah mulut setelah diberikan perlakuan meminum yoghurt
dingin menunjukkan suhu menjadi 36,7 oC.
Pada percobaan tersebut suhu yang terukur antara tanpa perlakuan dengan
perlakuan memiliki rentan nilai yang sangat kecil. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya selalu tetap walaupun dengan
suhu lingkungan berbeda. Manusia merupakan organisme homeoterm yang mana suhu
tubuhnya selalu tetap. Mekanisme termoregulasi pada manusia tergolong sebagai
organisme homeoterm sekaligus endoterm, namun manusia tidak memiliki jaringan
lemak coklat. Saat kondisi lingkungan dingin, tubuh meningkatkan produksi panas
metabolik dalam otot rangka, antara lain dengan cara menggigil. Sedangkan
mekanisme produksi panas bukan dari menggigil antara lain meningkatkan sekresi
hormone tiroksin yang dapat meningkatkan aktivitas metabolism didalam sel,
menyerap radiasi panas matahari, menegakkan rambut sehingga pelepasan panas
secara konveksi dapat diperkecil, mengurangi aliran darah ke organ perifer
dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh darah) dan memberikan tanggapan
perilaku seperti berselimut, berjaket, berjemur dan menggosok-gosokkan kedua
telapak tangan. Pada pengukuran suhu tubuh setelah diberikan perlakuan meminum teh
hangat menjadi 36,9 oC. Hasil
ini juga tidak berbeda jauh dari suhu yang dalam keadaan normal. Namun, kondisi
tubuh yang sedang tidak sehat juga dapat mempengaruhi pengukuran suhu yang
dilakukan, karena kondisi tubuh yang sedang sakit pembuatan panas dan
kehilangan panas menjadi tidak seimbang. Pada kondisi
lingkungan panas, pelepasan panas dilakukan dengan meningkatkan penguapan air
melalui kulit (berkeringat).
Hal ini juga berlaku untuk suhu tubuh
pada sampel kelompok lain, saat diberikan perlakuan meminum yoghurt dingin maka
suhu tubuh akan turun sedangkan saat diberikan perlakuan meminum air panas atau
hangat suhu tubuh akan meningkat. Namun, perbedaan suhu tubuh normal dan suhu
setelah diberikan perlakuan perbedaannya tidak terlalu jauh karena manusia
selalu mempertahankan suhu tubuhnya tetap walaupun dengan suhu lingkungan
berbeda dan suhu tubuhnya diatur oleh produksi panas yang terjadi di dalam tubuh.
3.2
Thermoregulasi pada Katak
Suhu
tubuh hewan poikilotermik ditentukan oleh keseimbangannya dengan kondisi suhu
lingkungannya, dan berubah seperti berubah-ubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Pada hewan poikiloterm air suhu tubuhnya sangat ditentukan oleh
keseimbangan konduktif dan konvektif dengan air mediumnya, dan suhu tubuhnya
mirip suhu air. Pada hewan poikilotermik darat suhu tubuhnya dapat lebih mendekati suhu
udara lingkungan. Input radiasi panas dari matahari atau sumber lain mungkin
meningkatkan suhu tubuh di atas suhu lingkungan, dan penguapan air melalui
kulit dan organ-organ respiratori menekan suhu tubuh beberapa derajat di bawah
suhu lingkungan. Hewan darat
dapat memelihara keseimbangann tubuh dengan mengurangi penguapan dan kehilangan
panas lewat konduksi dan memaksimalkan penambahan panas melalui radiasi dan
panas metabolik. Sinar matahari digunakan oleh serangga dan reptil sebagai
sumber eksternal tubuhnya. Untuk meningkatkan jumlah panas yang dapat diserap,
hewan tergantung pada warna tubuh dan orientasinya relatif terhadap matahari.
Banyak hewan yang dapat merubah warna kulitnya melalui penyebaran dan kontraksi
sel-sel pigmen hitam paada kulitnya. Karena hampir separuh energi matahari
berada dalam cahaya tampak, kulit berwarana gelap akan menyerap energi panas
matahri daripada berwarna cerah.
Pada percobaan kali ini digunakan katak
sebagai hewan uji, hasil yang ditunjukkan pada tabel katak tidak dapat
mempertahankan suhu tubuhnya. Saat direndam dalam air panas suhunya ikut
meningkat sedangkan saat direndam dalam suhu dingin suhunya menyesuaikan dengan
air tersebut. Karena katak tidak mampu mempertahankan keadaan di dalam
tubuh atau keadaan millieu interiornya maka katak merupakan mahluk hidup yang
tergolong ke dalam hewan Poikilotermik.
Pada
hewan berdarah dingin (poikiloterm) perbedaan suhu yang semakin besar
menandakan sistem thermoregulasinya semakin baik. Rentan suhu yang diperoleh
dari percobaan yang dilakukan yaitu 4-11,30C. Hasil yang didapat oleh
kelompok 1 dinyatakan katak dalam keadaan baik.. Pada suhu kamar,
katak tersebut bersuhu 280C.
Pada saat diberi air es, suhu katak tersebut menjadi 250C.
pada saat diberi air hangat, suhu katak tersebut menjadi 350C.
Dari hasil data pada tabel didapat ∆Ttot adalah 80C. Karena nilainya berada diatas rata-rata dari semua
kelompok maka katak kelompok satu dapat dikatakan
memiliki thermoregulasi yang baik.
3.3
Sirkulasi Darah pada Katak
Sistem peredaran darah pada katak yaitu dimulai dari
darah vena ke seluruh tubuh mengalr masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir
menuju ke atrium kanan, dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel yang
kemudian dipompa menuju arteri pulmonalis→ paru-paru→ vena pulmonalis→ atrium
kiri. Selain peredaran darah paru-paru pada katak juga terdapat peredaran darah
sistemik yang lintasan nya adalah dimulai dari ventrikel→ conus anteriosu→
aorta ventralis menuju keseluruh tumbuhan.sinus venosus dan menuju atrium
kanan. (Amin,1994)
Pengamatan aliran darah pada katak diamati melalui aliran
darah pada katak diamati dibawah mikroskop terlihat pembuluh darah pada katak
sangat transparan dengan aliran darah
terlihat jelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan Amin (1994) bahwa katak mempunyai sistem peredaran darah ganda Karena katak
hanya mempunyai satu bilik, darah yang banyak mengandung oksigen dan karbon
dioksida masih bercampur dalam bilik jantung.
IV
KESIMPULAN
·
Pada pengukuran suhu tubuh manusia,
dalam keadaan normal menunjukkan 36,8 oC.
Pada pengukuran suhu setelah diberikan perlakuan meminum yoghurt dingin
menunjukkan suhu menjadi 36,9 oC
dan Pada pengukuran suhu tubuh setelah diberikan perlakuan meminum teh hangat
menjadi 36,7 oC. Rentan nilai yang kecil terjadi karena sesuai
dengan teori bahwa manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya selalu tetap
walaupun dengan suhu lingkungan berbeda.
·
katak merupkan hewan poikilotermik, data
menunjukan bahwa nilai rata-rata rentan suhu katak tiap kelompok adalah 4 –
11,3. Dari peryataan tersebut menunjukan rentan suhu katak tiap kelompok 1
adalah baik karena berada diatas rata-rata data seluruh kelompok.
·
katak mempunyai
sistem peredaran darah ganda yaitu Sistem peredaran
dari darah vena ke seluruh tubuh mengalir masuk kesinus venosus dan kemudian
mengalir menuju ke atrium kanan, dari atrium kanan darah mengalir ke ventrikel
yang kemudian dipompa menuju arteri pulmonalis→ paru-paru→ vena pulmonalis→
atrium kiri dan dari ventrikel→ conus anteriosu→ aorta ventralis menuju
keseluruh tumbuhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Amin. 1994. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Karunika.
Campbell, Reece. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: erlangga.
Snaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius.
Soedjono. 1998. Pengantar Anatomi dan Fisiologi Manusia.
Jakarta: LPTK.